mazmur 13:1-6
Bagaimana Anda bangkit kembali setelah hidup
Anda dihancurkan?
"Kekhawatiran dan rasa takut adalah sepupu namun
bukan saudara kembar. Rasa takut melihat sebuah ancaman. Kekhawatiran
membayangkannya. Rasa takut berteriak, Keluar! Kekhawatiran berpikir, Bagaimana
seandainya? Rasa takut menghasilkan perlawanan atau pelarian. Kekhawatiran
menciptakan penghukuman dan kekelaman. Rasa takut adalah detak keras yang
timbul ketika Anda melihat seekor ular derik melingkar di halaman depan Anda.
Kekhawatiran adalah suara yang berkata, Jangan sekali-kali selama
hidup Anda, berjalan dengan kaki telanjang di atas rumput. Mungkin ada seekor
ular derik … di suatu tempat." – Max Lucado
Pernahkah Anda mengalami itu? Suatu hal terjadi, sesuatu
yang cukup buruk, dan Anda mulai berpikir perlu berapa lama hingga hal itu akan
terjadi lagi? Atau mungkin bukan hal tersebut, namun sesuatu yang serupa?
Anda mungkin menduga setiap teman akan berbalik dari diri
Anda sama seperti waktu seseorang yang Anda percayai melakukannya. Atau
mungkin, setiap kali seseorang mencoba mendekati Anda, hal satu-satunya yang
bisa Anda pikirkan adalah, bagaimana jika mereka pergi? Karena
seseorang yang seharusnya ada untuk Anda tidak lagi ada. Kekhawatiran Anda
mungkin muncul setiap hari di perjalanan Anda ke sekolah karena Anda
mengacaukan ujian itu dan Anda terus menerus bertanya, "Bagaimana jika
saya gagal lagi? Akankah orang tua saya marah kepada saya? Apakah saya akan
marah kepada diri sendiri?
Bagaimana saya bangkit dari hal-hal seperti itu? Di mana
kekhawatiran Anda dilahirkan dari sesuatu yang nyata dan menyakitkan? Di mana
kekhawatiran terasa begitu normal hingga mulai terasa seperti bagian dari diri
Anda?
Di dalam buku, The Coddling of the American
Mind, Dr. Jonathan Haidt dan Greg Lukianoff menggarisbawahi beberapa
"gagasan buruk" yang telah menjadi hal yang umum di masyarakat
sekarang dan mempengaruhi orang dengan semakin buruk. Salah satu dari gagasan
itu adalah Apa yang tidak membunuhmu membuatmu makin lemah.
Gagasan itu membawa begitu banyak orang mencoba untuk
menjalani kehidupan yang aman dan mudah. Masalahnya? Hidup yang aman dan mudah
tidak membuat kita lebih baik dan lebih kuat. Hal-hal yang pernah terjadi
kepada Anda dapat digunakan untuk membuat Anda lebih kuat, lebih percaya diri,
dan lebih diperlengkapi untuk menangani segala hal yang muncul di dalam hidup
Anda.
"Gagasan buruk" kedua yang mereka katakan
adalah: Selalu percayai perasaan Anda. Perasaan Anda itu nyata
dan masuk akal, namun tidaklah selalu benar, dan perasaan Anda bukanlah diri
Anda.
Itulah gagasan-gagasan yang digambarkan dengan indah di
dalam kisah Ayub. Ia adalah seorang pria yang hidupnya benar-benar dihancurkan
secara masif. Namun ia tidak pernah membiarkan apa yang terjadi kepadanya
membuatnya makin lemah, dan ia tidak pernah membiarkan perasaannya membawanya
kepada sikap negatif. Ia memilih untuk mengijinkan apa yang terjadi kepadanya
membuatnya lebih baik, dan ia memilih untuk percaya kepada Tuhan bahkan ketika
perasaannya berteriak kepadanya untuk menyerah dan tunduk kepada kekhawatiran
yang pasti dirasakannya.
Juga, jangan merasa aneh dengan percakapan di antara
Tuhan dan Iblis dalam kisah ini. Inti dari Ayub bukanlah tentang apakah
percakapan itu benar-benar terjadi atau tidak. Kisah Ayub adalah tentang
pergumulan dengan kerumitan kehidupan, realita dari penderitaan, dan bagaimana
kita terhubung dengan Tuhan melalui semuanya.
Tidak ada komentar:
Silakan masukan komentar anda